Women's Movement in Creating Noble Generation (Part 1)

10:48:00 PM

Bismillah…

Alhamdulillah… Hari Senin kemarin (10/4) Allah memberikan saya kesempatan untuk mengikuti kajian Ibu Farhat Naik, istri dari Dr. Zakir Naik. Pasangan suami  - istri yang luar biasa itu kemarin melanjutkan perjalanan dakwahnya di kota Makassar. Walaupun tidak berkesempatan mengikuti ceramah Dr. Zakir Naik karena harus mengajar, bisa ikut hadir pada ta’lim yang dibawakan oleh istrinya merupakan hal yang luar biasa bagi saya. Biidznillah.

Terlebih lagi, materi kajian yang dibawakan oleh Ibu Farhat Naik memang sangat bermanfaat untuk kami para kaum hawa. Ya, peserta ta’lim kemarin memang khusus untuk para akhwat. Tema kajiannya adalah “Women’s Movement in Creating Noble Generation”. Walaupun tidak mendapat tempat di hall utama tempat ta’lim dilaksanakan, Alhamdulillah masih bisa duduk lesehan di selasar ruangan dan mendengar dengan jelas materi yang disampaikan. Berikut rangkuman dari catatan yang saya buat kemarin, mudah – mudahan maksud yang saya tangkap sama dengan apa yang Ibu Farhat Naik sampaikan kemarin dan bisa bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Di awal kajian, Ibu Farhat Naik memaparkan bahwa tujuan seorang muslimah sebagai ibu/calon ibu sudah seharusnya untuk menjadikan anak – anak kita menjadi seseorang yang mulia, seseorang yang dibanggakan oleh muslim lainnya.

Setidaknya ada 10 poin yang harus dipegang oleh para muslimah untuk mencapai tujuan mulia tersebut:
  1. Emerge as a strong pillar of Islam. Jadilah muslimah yang memiliki iman yang kuat. Tampilkan diri kita secara utuh di hadapan anak – anak kita bahwa kita adalah contoh dari seorang muslim yang taat. Kitalah orang pertama yang akan ia tiru karena idealnya kita lah yang memiliki intensitas berinteraksi terbanyak dengan anak kita. Sebagai seorang muslim yang kuat, kita juga harus memiliki visi yang besar untuk anak – anak kita. Menjadikan muslim yang mulia di hadapan Tuhannya kelak.
  2. Educate our children the Love of Allah SWT. Ajari anak – anak kita untuk mencintai dan berusaha mendapatkan cinta Allah SWT. Ketika kita berhasil menanamkan rasa cinta yang dalam kepada Allah SWT, kita tidak akan khawatir kemanapun mereka pergi melangkah atau dengan siapapun mereka berinteraksi. Karena ketika mereka mencintai Allah SWT, mereka akan berusaha melakukan hal – hal yang diridhoiNya dan tidak akan mau melakukan hal – hal yang membuat Allah swt tidak senang.
  3. Love to The Glorious Qur’an. Kita menanamkan nilai – nilai Al – Qur’an sejak dini. Kita harus merancang pendidikan macam apa yang dipelajari anak sejak kecil hingga dewasa. Tugas kita lah para orangtua untuk menjadikan Al – Qur’an sebagai pelajaran yang utama bagi anak – anak kita. Jika kita tidak melakukan tugas kita (baca: merencanakan pendidikan/masa depan anak), maka akan ada orang lain yang akan melakukannya. Dalam hati, saya bertanya dan berusaha menjawab sendiri, “Siapa mereka?” “Bisa jadi siapa saja, orang – orang yang berusaha “mencuri” masa depan anak – anak kita dengan gadget, tayangan – tayangan tidak bermutu di televisi, bahkan narkoba” Na’udzubillah.
  4. Embody The Sirrah of Prophet Muhammad SAW. Anak – anak kita membutuhkan role model yang sempurna untuk menjadi manusia yang mulia di hadapanNYa. Allah telah berfirman bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sebaik – baik suri tauladan bagi ummat manusia. Bahwa akhlaq Nabi Muhammad adalah Al – Qur’an. Dan menariknya, si Ibu harus mencontohkannya juga, karena anak – anak akan dengan mudah meniru apa yang ia lihat dan dengar setiap hari. Kata Ibu Farhat Naik, “if you imitate the west, you will make the west. If you imitate kufaar, you will make the kuffaar” Na’udzubillah… Ayooo….yang hobinya masih suka nonton…dengerin musik barat…..hati – hati….  (poin yang ini saya yang nangis dalam hati, huwaaaaaaaa..huhuhu) 
  5. Tell them about stories of shahabiyyah. Nabi Muhammad SAW memiliki sahabat - sahabat yang beraneka ragam kelebihannya. Ada yang super dermawan, ada yang sangat pemberani, ada yang sangat sopan, ada yang sangat sabar, ada juga yang sangat cerdas dalam strategi, dan sebagainya. Jika kita menceritakan kisah – kisah sahabat Nabi Muhammad SAW, anak – anak kita memiliki pilihan untuk menjadi “pahlawan” seperti apa yang mereka inginkan. Toh, daripada kapten amerikaamerini, laki – laki setrika, laki – laki semut, dan sebagainya, para sahabat Nabi ini lebih keren, kisah mereka real, nyata adanya, non-fiksi.
  6. Strong sense of Life. Sebagai seorang ibu, kita seharusnya memiliki purpose untuk anak – anak kita. Hidup mreka haruslah berarti di dunia ini. Tidak hanya makan, tidur, dsb. Ibunda dari perawi hadits nomer 1, Imam Buekhori adalah salah satu contohnya. Beliau memang bertekad untuk mendidik anaknya menjadi seseorang yang bermanfaat untuk ummat. Maka dibawalah anaknya tersebut untuk belajar dari ulama’ – ulama’ terbaik di zamannya sejak ia masih kecil untuk belajar islam. Pada usia 8 tahun ternyata Imam Bukhari sempat mengalami kebutaan selama 3 tahun. Apakah Ibundanya menyerah? Tidak! Selama anaknya tidak dapat melihat, Ibundanya terus berdoa kepada Allah untuk kesembuhan anaknya sambil terus membacakan hadits – hadits  di dekat Imam Bukhari untuk kemudian Imam Bukhari menghafalkannya, sampai Allah mencabut penyakit kebutaannya itu. Ibu Farhat Naik mengatakan, “we respect her mother much more than Imam Bukhari. If the mother focuses the children will focus too. And remember, the next generation is the greatest treasure in our life
  7. Strong and good relation of family. Ibu Farhat Naik berkata, “the best thing you can give to your children is a good relationship of a family”. Saya belum pernah mengalaminya, tapi Ibu Farhat berkata bahwa setiap pernikahan pasti ada pasang surutnya, tapi kita punya tanggungjawab untuk memberikan yang terbaik untuk anak – anak kita. Saat untuk memulai pendidikan untuk anak – anak kita adalah saat kita memilih pasangan hidup kita. Jadi pastikan kita memilih calon ayah / calon ibu yang bermutu untuk anak – anak kita kelak. (Ibu Farhat Naik menggunakan istilah “prospective groom/bride”) Di poin ini, Ibu Farhat menceritakan betapa mulianya Asiyah istri Fir’aun. Silakan cari sendiri ceritanya ya…. :D
To be continue....

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook