Extend Our Children' Knowledge

10:28:00 PM

Alhamdulillah beberapa hari ini saya bisa datang lebih cepat ke sekolah. Menyiapkan lingkungan sekolah untuk kegiatan belajar mengajar pun bisa lebih pagi juga. Jadi saat anak pertama datang ke sekolah, biasanya jam 7 pagi, kelas sudah siap untuk menyambutnya. Mungkin terlihat sepele, tapi nyatanya itu sangat membantu. Saya jadi punya sedikit waktu untuk menyiapkan diri saya sendiri mendampingi kegiatan mereka 1 hari di sekolah. Perhatian saya ke mereka pun bisa lebih mendalam. Apa efeknya? mereka merasa lebih diperhatikan, dan kemampuan mereka pun bisa jauh lebih baik daripada hanya mendapatkan perhatian secukupnya. Anak-anak suka diberi perhatian. :)

Seperti misalnya saat kegiatan jurnal pagi. Jika tidak ada guru yang mendampingi jurnal karena semuanya sibuk menyiapkan alat dan bahan main untuk sentra atau menyambut anak lain yang datang, biasanya jurnal atau gambar yang mereka buat itu-itu saja. Gambar yang berulang, simple, bahkan beberapa hanya ada yang sebagai syarat untuk bisa main saja. Tapi, ketika mereka ditemani jurnal, sambil diajak bicara tentang macam-macam hal, ide - ide dan kreatifitas mereka berkembang pesat. Gambar yang dibuatnya pun lebih bervariasi dan kadang-kadang menggambarkan sebuah cerita. Salah satu ciri anak yang semakin siap mendekati usia SD.

Saya jadi ingat salah satu prinsip di sekolah lama saya tentang pendampingan main anak usia dini agar mainnya tak sekedar main, tapi belajar melalui main, yaitu: extend your children's knowledge. Banyak hal yang anak-anak belum tau tentang dunia dan segala isinya. Sudah takdirullah bahwa anak-anak memiliki jiwa curiousity yang sangat tinggi. ituah mengapa mereka senang sekali bertanya, bahkan sebelum mereka bisa mengungkapkannya dengan cara bicara. Mereka akan menunjuk-nunjuk benda-benda atau kejadian yang mereka lihat di sekitar mereka dan kemudian melihat ke orang dewasa di sekitarnya berharap untuk mendapatkan penjelasan tentangnya. Sudah bisa bicara sedikit, akan naik levelnya menjadi senang bicara "apah?" "ini apah?" :D

Nah, di saat mereka sedang sungguh-sungguh bertanya inilah, orang dewasa di sekitarnya memiliki kewajiban untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka dengan sungguh-sungguh pula. Jawaban yang benar. Jawaban yang sebisa mungkin bukan hanya jawaban yang ala kadarnya, jawaban "yang penting anaknya diam", melainkan jawaban yang bahkan menjawab lebih dalam dari pertanyaan si anak tersebut.

Kenapa? karena saat ia bertanya itulah pintu otak berfikirnya sedang terbuka lebar. Sel-sel otaknya siap menampung apapun jawaban yang didapatkan dari pertanyaan-pertanyaanya itu. Bahkan penjelasan yang terkait dengan pertanyaannya walaupun lebih dalam, mereka akan antusias sekali mendengarkannya. Kenapa harus jawaban yang benar? karena apapun jwaban yang diberikan oleh orang dewasa yang dikatakannya, mereka akan mempercayainya begitu saja. Menyerapnya seperti spons menyerap air. Maka jangan berani-berani menjawab pertanyaan mereka dengan main-main atau jawaban yang mustahil, dibuat-buat, apalagi dengan kebohongan (yang sifatnya bercanda sekalipun).

Karena jawaban yang tidak benar atau tepat akan tetap menjadi persepsi yang mereka tanam dalam otak mereka. Dan persepsi adalah seuatu yang sangat penting dimiliki oleh setiap orang bahkan sampai usia berapapun. Persepsi itulah yang akan membimbing kita untuk melihat dunia seperti apa. Persepsi bisa diibaratkan sebagai kacamata. Jika kita hanya memiliki kacamata yang kacanya berwarna merah, benda apapun yang kita lihat, maka benda tersebut akan berwarna merah. Apakah memang semua benda berubah menajdi merah? tentu tidak. Kacamata kita yang perlu diganti agar bisa melihat lebih jelas. Kacamata bisa dirubah kacanya dengan sangat mudah. Bagaimana dengan merubah persepsi yang terlanjur melekat di otak anak-anak kita?

Bagaimana kalau kita tidak bisa menemukan jawaban yang benar dan tepat untuk pertanyaan yang diajukan anak-anak kita? Just be honest to them. Beritau mereka bahwa saat ini kita belum punya jawabannya. Mintalah beberapa waktu untuk mencari dan menemukan jawabannya. Tapi pastikan kita benar-benar mencari jawaban yang benarnya ya... ^_^

Anak-anak toddler, khususnya yang baru belajar bicara, mereka akan senang sekali bertanya "apa itu?" "apa ini?". Kadang-kadang, walaupun kita sudah menjawab pertanyaan mereka, memberitahu benda yang ditunjuk si anak, mereka akan tetap mengulang pertanyaan "apa ini?" dan "apa itu?" nya beberapa kali. Sebenarnya, dengan demikian kita diberi kesempatan untuk meng-extend- pengetahuan anak-anak kita tentang benda atau kejadian yang ditanyakannya itu. Karena artinya anak itu belum puas dengan jawaban kita dan masih penasaran, ingin mengetahui lebih jauh tentang benda tersebut. 

Contoh, seorang anak yang sedang bermain di playground menunjuk-nunjuk pesawat terbang yang melintas di atasnya dan bertanya "apa itu?". Kita menjawab "Ooh...itu pesawat". Kemudain anak kita bertanya lagi "apa itu?" usahakan kita menjawab pertanyaannya dengan menambahkan informasi yang lain, "Iya nak, itu pesawat. Pesawatnya terbang tinggi sekali ya di atas." Ketika pertanyaan "apa itu?' keluar lagi, jawablah dengan informasi yang lain "Itu pesawat nak. Coba lihat, pesawatnya punya bagian seerti burung ya? pesawatnya punya sayap. Satu di kanan dan satu di kiri" Begitu seterusnya. Atau boleh sesekali kita yang berbalik bertanya. "Apa kamu pernah naik pesawat?" atau "Kalau sudah besar nanti boleh kok menjadi seperti pak pilot yang mengendarai pesawat itu. Apakah mau nak?" :)

Dengan demikian. Informasi yang didapat si anak akan sangat kaya dan tidak sebatas itu-itu saja. Sebatas tau bahwa itu pesawat. 

Extend our children's knowledge. ^_^

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook