Hubungan Gerak dan Kesulitan Belajar Pada Siswa

9:06:00 PM

·        
   

    Pada tanggal 19 November 2016 saya dan teman saya menghadiri Seminar Hubungan Gerak dan Kesulitan Belajar Pada Siswa yang diselenggarakan oleh Biro Konsultasi Psikologi Dwipayana di UNHAS. Pembicaranya adalah Dr. Indun Lestari Setyono, M.Psi. Awalnya saya hanya menghadiri seminar tersebut untuk mengisi weekend saya yang selalu luang, hehehe. Tapi setelah saya hadir di tempat itu, saya sangat bersyukur sekali diberi kesempatan untuk menambah ilmu yang menurut saya sangat bermanfaat. 
   
    Selama ini saya meyakini bahwa rentang konsentrasi atau fokus seseorang bisa dibangun secara bertahap melalui banyak kegiatan belajar yang sesuai dengan usianya. Misalnya dimulai dari anak - anak pra sekolah, karena usia mereka adalah usia bermain, jadi cara untuk membangun fokus mereka adalah dengan cara belajar melalui main. Tapi bagaimana dengan anak - anak yang sudah memasuki usia sekolah (formal operational) tapi sistem pendidikan usia dini yang telah mereka lalui tidak mendukung terbangunnya fokus mereka?
     
     Berikut adalah rangkuman yang saya dan teman saya buat untuk dishare dengan rekan-rekan guru di sekolah tempat kami mengajar. Mudah-mudahan bermanfaat juga bagi siapapun yang membacanya. ☺

     Seringkali, anak - anak yang dianggap “bodoh” oleh orang – orang dewasa disekitarnya, alasannya mungkin bukan karena anak tersebut malas belajar atau kurang lama menghabiskan waktunya di depan buku/meja belajar. Besar kemungkinan karena anak tersebut belum tau “cara belajar” yang sesuai dengannya atau bahkan karena dia belum mampu fokus selama beberapa waktu tertentu untuk menyerap pelajaran dengan semestinya.

·      Fokus atau rentang konsentrasi adalah hal yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya kehidupan anak di usia mendatang. Pembentukan fokus anak sangat ditentukan pendidikan di usia dini mereka. Terutama melalui kegiatan fisik (motorik) anak. Anak yang memiliki rentang konsentrasi yang sesuai dengan usianya akan melalui 6 Dasar Perkembangan Keterampilan Belajar dengan baik. Kalau tidak, itu artinya ada salah satu tahap yang hilang atau terlewatkan.
·         
\    Sesuai dengan Teori 6 Dasar Perkembangan Keterampilan Belajar oleh Vallet (di modulnya hanya tertulis Vallet, tapi saya sampai sekarang belum nemu Vallet siapa...hehehe. Mungkin seorang Psikolog, ada yang tahu?) yaitu:
1.      Keterampilan Belajar Motorik Kasar
2.      Keterampilan Belajar Sensory Integration
3.      Keterampilan Persepsi Penglihatan dan Pendengaran
4.      Keterampilan Berbahasa
5.      Keterampilan Pemahaman Konsep
6.      Keterampilan Sosialisasi

·    Keterampilan Belajar Motorik Kasar:  6 gerakan dasar ini dapat membantu membangun tingkat konsentrasi anak:
1.      Duduk. Posisi duduk sangat mempengaruhi kemampuan anak untuk fokus dan siap menerima informasi apapun yang disampaikan. Pemilihan kursi juga penting diperhatikan. Pilih kursi yang sandarannya membuat punggung lurus, tegak, tidak bengkok atau bungkuk. Saat duduk di kursi, usahakan kaki anak dapat berpijak ke lantai atau tanah. Jika kita duduk dengan kaki “melayang”, tidak berpijak, maka kaki kita akan cepat pegal, akibatnya tidak bisa konsentrasi. Jika duduk di lantai usahakan duduk “Emo” atau duduk ala yoga yang keduanya dapat membuat punggung kita lurus namun tidak ada salah satu kaki yang tertindih, sehingga aliran darah tetap lancar.
2.      Merangkak. Dalam proses merangkak ada koordinasi tangan dan kaki bagian kanan dan kiri. Terdapat proses target oriented juga yang membiasakan anak untuk fokus untuk meraih sesuatu yang dia inginkan. Jika sudah dewasa baru menyadari bahwa tahapan merangkak  ini telah terlewati, bisa diganti dengan panjat tali, panjat tebing, atau merayap saat outbond.
3.      Berjalan. Berlatihlah berjalan lurus di garis dengan tangan direntangkan lurus - seimbang, kepala tegak, dan tatapan menghadap ke depan. Lakukan juga gerakan berjalan mundur dengan ketentuan seperti berjalan maju. Bisa ditambah tantangannya sambil membawa suatu benda di atas kepalanya untuk terus melatih keseimbangan.
4.      Berlari. Bukan sembarang berlari tanpa ada yang dituju ataupun jalur. Berlari yang benar sesuai di track yang ditentukan dan tetap berlari di track tersebut sampai akhir (berlari di sekeliling lapangan sepak bola dengan jalur yang tetap).
5.      Melempar dan Menangkap. Melempar dengan kekuatan ayunan tangan yang sesuai dengan jarak tujuan yang ingin ditempuhnya dan tepat sasaran. Menangkap dengan cara kita yang menyambut bola, bukan bola yang datang begitu saja ke tangan kita.
6.      Melompat. Untuk membantu mengembangkan kemampuan berfikir abstrak.
·        
     Beberapa permainan yang dapat membantu anak meningkatkan kemampuan 6 gerakan dasar tersebut antara lain:
o   Bermain Trampolin
o  Bermain di papan Pull Up, mengangkat dan menahan berat badan mereka agar tidak           menyentuh tanah.
o   Wall climbing
o   Bermain basket
o   Berlatih mendrible bola basket dengan kekuatan yang sedang dan continous.
o Memukul – mukul balon yang terbang dan berusaha agar balon tersebut tidak                      menyentuh tanah.
·        
   Keterampilan Belajar Sensory Integration: Kegiatan – kegiatan yang berhubungan dengan sensorimotor, motorik kasar, dan motorik halus. Gerakan sesuai irama musik dan lagu. Gerakan – gerakan yang berhubungan dengan pengembangan kecerdasan spasial. Contoh kegiatan : Senam, menari, permainan – permainan sensorimotor, permainan – permainan yang mendukung pemahaman anak kanan, kiri, atas, bawah, depan, belakang, samping.
·        
       Keterampilan Persepsi Penglihatan dan Pendengaran: Banyak stimulus melihat dan mendengar
·    
         Keterampilan Berbahasa: Lebih baik mengajarkan anak untuk memperbanyak kosakata dengan cara banyak mendengar dan mengajak mereka bicara daripada menyuruh mereka menghapal. Pengucapan akan mempengaruhi pemahaman. Anak belajar bicara dengan cara memperhatikan orangtua (atau orang dewasa di sekitarnya) menggerakkan mulutnya untuk berbicara. Mengeja hanya salah satu cara untuk anak – anak belajar. Untuk anak – anak yang delay speech, usahakan mereka melihat gerakan mulut kita saat kita bicara. Maka bicaralah dengan jelas, gerakkanlah mulut kita dengan perlahan dan gerakan yang tepat dan tegas. Beri macam – macam jenis dan tekstur makanan kepada anak kita. Salah satu tujuannya adalah melatih otot – otot mulut mereka untuk siap berbicara dengan benar.
·         
   Keterampilan Pemahaman Konsep; Perkenalkan konsep –konsep matematis, hubungan benda dengan benda, benda dengan kejadian, kejadian dengan kejadian, sebab - akibat, angka, dsb.
·      
       Keterampilan Sosialisasi: Bimbingan yang tepat tentang cara mereka merespon orang lain di sekitar mereka. Cara berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
    
    Skema Sulit Belajar
d    
     Permasalahan – permasalahan yang sering dialami anak – anak kita di SD antara lain seperti yang pada 3 kotak di pinggir kanan bagan, yaitu:  kesulitan dalam keterampilan membaca, menulis, dan menghitung. Jika hal tersebut terjadi, hal yang harus kita ketahui pertama adalah sumber masalahnya.
    
    Sumber permasalahan – permasalahan tersebut secara berturut – turut dapat kita runut dari kotak – kotak yang ada di pinggir kiri bagan. Ada 4 lapis urutan untuk menemukan permasalahan yang sebenarnya. Lapis pertama yaitu gangguan Laterelisasi, Koordinasi Motorik, Body Image, dan Keseimbangan. Jika terdapat salah satu gangguan di antara 4 masalah tersebut, maka hampir bisa dipastikan akan terjadi gangguan yang ada di lapis kedua, dan seterusnya. Sehingga masalah yang tampak di permukaan sekilas hanyalah masalah kesulitan membaca, menulis, dan menghitung. J



Beberapa tips gerakan – gerakan yang dapat meningkatkan fokus dan keseimbangan tubuh;

  • .      Duduk tegak posisi ala yoga dengan kepala tegak, pandangan mata lurus ke depan melihat satu titik dengan fokus selama 5 menit.
  •      Berjalan maju dan mundur di garis lurus atau papan titian dengan membawa beban di kepala dan rentangkan tangan kanan dan kiri sampai seimbang.
  •    Duduk Emo dengan salah satu kaki ke depan, tangan silang berusaha meraih ujung kaki seberangnya. Bergantian kanan dan kiri. Berhitung 1 sampai 10 masing2 kanan/kirinya.
  •        Push up di tembok.
  •      Meloncat ke kanan/kiri dengan 1-2 perintah. 
  •     Melakukan posisi berbaring lalu mengguling badan ke kanan atau kiri, seluruh bagian badan yang kiri/kanan di tindih dan di tumpuk (bagian kepala,telinga,tangan,kaki) lalu di sebutkan nama arahnya.
  •    Membuat lingkaran berurutan dari besar ke kecil di lantai, semakin ke dalam semakin kecil, kemudian anak berputar mengelilingi lingkaran dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dengan kegiatan ini anak diharapkan mampu memahami ketika tempatnya besar,gerakannya banyak dan besar, ketika tempat yang kecil dan sempit, gerakannya kecil dan sedikit.
  •       Bermain patung-patungan,loncat-tahan seperti permainan "darumasan" dsb.


You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook