Merefleksikan Pembelajaran Pengukuran Panjang Pada Anak Usia Dini
9:34:00 PM
(Terjemahan dari artikel "Reflecting on Teaching Length Measurement to Young Children" di majalah TYC - Teaching Young Children Vol.9 No.5, NAEYC yang pernah dishare di SAB, terjemah oleh Rapi Bestari)
(oleh : Alissa
A. Large, Anabela Dias, dan Kimberly Brenneman)
Anabela
berfikir tentang bagaimana mengajarkan pengukuran “Ada terlalu banyak hal yang
terjadi”
Saya
pernah meminta anak prasekolah untuk mengukur panjang 3 objek gambar yang
berbeda menggunakan paper clip ,
pensil, kubus, dan mobil-mobilan sebagai satuan. Pembelajaran tidak berjalan
seperti yang saya harapkan. Anak-anak terlihat tidak yakin apa yang harus
mereka lakukan dengan material-materia yang berbeda dan bagaimana cara
meletakan benda-benda tersebut pada objek gambar dengan benar.
Ketika
saya merefleksikan hasil pembelaaran tersebut pada pembimbing pengajaran saya
sebagai partisipasi saya pada project SciMath-DLL,
saya menyadari ada terlalu banyak hal yang terjadi pada saat itu – anak-anak
tidak dapat mengukur objek gambar tersebut karena mereka belum tau hal-hal
mendasar pada pengukuran panang, dan arena saya menggunakan beberapa benda
sebagai satuan dan beberapa benda untuk diukur – semua dalam satu aktivitas.
Saya
telah mendiskusikan kepada pembimbing saya tentang bagaimana pemahaman tentang
pengukuran itu berkembang dan konsep – konsep mendasar yang penting untuk anak
– anak ketahui untuk bisa mengukur panjang dari suatu objek/benda, seperti
berhenti dan mulai ada setiap ujung objek dan menggunakan satuan yang identik.
Karena
saya sudah mengukur untuk bertahun – tahun lamanya, sangat mudah bagi saya
untuk melihat bahwa untuk anak – anak pra sekolah, pengukuran adalah kemampuan
yang kompleks yang membutuhkan waktu dan latihan untuk belajar! Setelah
berfikir tentang hasil diskusi saya dengan pembimbing saya, saya menyusun
kegiatan pengukuran yang berbeda, yaitu mengukur tinggi anak – anak saat mereka
berbaring di atas karpet, menggunakan balok sebagai satuan untuk menghitung.
Aktivitas
ini sangat mudah, membiarkan anak – anak untuk fokus kepada beberapa konsep
dasar dala pengukuran (memulai dan berhenti di tempat yang sama, meyakinkan
setiap satuan tersebut disentuh) tanpa mengkhawatirkan ukuran balok. Kegiatan
ini juga melibatkan tubuh anak – anak bergerak secara aktif ketika mereka
mencoba – coba, dan kegiatan ini lebih bermakna dan tugas yang menarik karena
anak – anak mengukur sesuatu yang mereka pedulikan, yaitu diri mereka sendiri!
Mereka sangat bersemangat dan mereka memutuskan bahwa mereka harus mengukur
tinggi badanku dan bahkan tinggi badan pembimbingku untuk mengetahui siapa yang
lebih tinggi.
Di
nutshell, ini yang saya pelajari
1. Anak
– anak membangun pemahaman tentang pengukuran secara bertahap, dan mereka perlu
mempelajari setiap tahapan untuk mengerti secara keseluruhan.
2. Sederhanakan
kegiatan pengukuran, bagi mereka menjadi bagian – bagian yang ebih kecil.
3. Buatlah
aktifitas tersebut memiliki makna bagi mereka.
4. Hubungkan
pembelajaran perhitungan pada setiap kelas pembelajaran yang lain.
Pengukuran
Yang Sesuai Dengan Tahap Perkembangan Di Kelas Prasekolah
Pada artikel ini, kami
berbagi tentang beberapa aktivitas yang dilakukan oleh Anabela di kelasnya. Dia
menyiapkan pengalaman belajar yang memperhitungkan anak – anak belajar tentang
pengukuran. Anabel menemukan cara yang mengikutsertakan para pembelajar dari
berbagai macam latar belakang dengan meyemangati bahasa dan ekspresi verbal
seperti (lebih panjang dari, lebih tinggi dari, lebih pendek dari,
sama panjang dengan, tertinggi, terpanjang, terpendek, dll). Untuk
mengembangkan baik kemampuan matematika dan bahasa, dia mencoba dengan
pengalaman matematika yang mendukung penjelasan secara verbal. Aktifitas
pengukuran yang Anabela lakukan adalah hal yang mudah, menyenangkan, sesuai
dengan usianya, terjangkau oleh anak – anak dan relevan dengan kehidupan anak –
anak.
Aktivitas
pembandingan panjang yang sederhana.
Untuk membandingkan
panjang dua benda, anak-anak perlu mengerti bahwa untuk memulai salah satu
ujung dari sebuah benda harus sejajar dengan ujung benda yang lain. Anak –anak
kemudian melihat ke ujung yang lainnya untuk mengetahui benda mana yang lebih
tinggi. Guru – guru dapat mengenalkan konsep ini dengan menggunakan satu teman
(Jason) yang berdiri di atas kursi, dan yang lainnya (Sylvia) yang berdiri di
atas lantai , kemudian berkata “Jason yang lebih tinggi, bukan?”. Kemudian guru
– guru bisa meminta anak – anak menjelaskan alasan kenapa pernyataannya betul
atau tidak. Anak – anak mungkin akan menunjuk hal tersebut dan berkata itu
bukan pengukuran yang “adil”. Ketika dua teman berdiri di lantai, akan ebih
mudah untuk membandingkan anak – anak dan mendapat jawaban yang akurat pada
jawaban siapa yang lebih tinggi.
Guru dapat memperluas eksplorasi
pembandingan dengan menggabungkan literature. Buku “Aktual Size”, dari Steve Jenkins, menunjukan binatang atau bagian
tubuh dari binatang dalam ukuran binatang – binatang sebenarnya. Anak – anak
dapat membandingkan tangan mereka dengan tangan miik gorilla atau gigi mereka
dengan gigi buaya. Pastikan anak – anak mensejajarkan ujung dari tangan mereka
dengan salah satu tangan gorilla tersebut dan lihat di ujung yang satunya untuk
membandingkan. Anak – anak mungkin dapat mengenai bahwa tangan gorilla jauh
lebih luas dan lebih besar daripada tangan mereka.
Latihan
konsep – konsep mendasar
Pelajaran yang memiliki
target untuk fokus ke hal – hal dasar dalam konsep pengukuran memberikan anak
–anak kesempatan untuk eksplor komponen – komponen kunci pengukuran panjang
yang seharusnya: menggunakan satuan yang identik, mulai dan berhenti pada ujung
benda yang akan diukur, mengukur secara lurus, dan memastikan ujung balok bersentuhan
dengan ujung baok lainya (tidak ada jarak di antara balok – balok tsb).
Kegiatan sederhana
seperti mengukur meja kerja kecil semakin jelas menunjukan kepada guru dengan
jelas apakah murid – murid sudah mengerti hal – hal dasar pengukuran. Guru dapat
meletakkan setengah inci kubus dengan cara menumpuk di tengah meja dan kemudian
bertanya “apakah ini cara yang tepat untuk mengukur meja kenapa? Dan kenapa
tidak? Guru membariskan balok – balok satuan pengukuran namun barisan tersebut
tidak mencapai ujung mejanya kemudian bertanya, “apakah ini benar?, kemudian
undang anak – anak untuk menjelaskan, kemudian guru meletakan kubus di tempat
yang benar namun meninggalkan jarak antara balok – baok tersebut “apakah ini benar?”,
“Kenapa?”, “Kenapa tidak?”. Dan akhirnya guru – guru dapat menyemangati murid –
muridnya untuk menunjukkan bagaimana cara pengukuran meja yang benar sesuai
dengan kemampuan mereka.
Semangati anak – anak
untuk mendeskripsikan secara lisan dan berdiskusi sepanjang aktivitas –
aktivitas pengukuran. Sarankan mereka berbicara dengan yang lainnya untuk
menentukan prosedur terbaik untuk menemukan panjang meja dalam satuan balok.
Ketika balok-balok sudah berbaris dengan benar, ajak anak-anak menghitungnya.
Buat kesimpulkan dengan berbicara seperti ini, “mejanya memiliki panjang 1
balok”. Ulangi perkataan bahwa anak-anak telah melakukan pengukuran dengan baik
dengan memastikan tidak ada jarak diantara balok satu dan balok yang lainnya,
dan bahwa mereka telah mulai mengukur dari satu ujung meja dan berakhir di
ujung yang lain. Pastikan memilih objek untuk menukur yang tidak membutuhkan
terlalu banyak balok (satuan) untuk sekelompok anak sehingga jumlah total balok
yang digunakan anak bisa mereka hitung.
Mengukur
dengan tujuan
Guru
dapat memberikan tantangan kepada anak-anak untuk menggunakan prinsip – prinsip
pengukuran untuk memecahkan masalah yang sesungguhnya. Mereka mungkin akan
berkata “untuk bermain dengan mainan yang kecil, kita harus mengisi meja air
sehingga airnya mencapai satu inchi tingginya dari dasar. “.Bagaimana caranya
kita dapat memastikan bahwa tinggi airnya mencapai tinggi yang benar?” guru
dapat member pijakan dengan menyarankan menggunakan sudah plester di dalam meja air (atau di luar
jika meja airnya transparan) untuk menunjukan dimana seharusnya airnya berada.
Pastikan kita menyemangati mereka menyampaikan alasannya.. “Bagaimana kita tau
kalau kita sudah mengisi cukup air?”. Di hari yang lain beri tantangan
bagaimana caranya mengisi air setinggi tiga inchi dari dasar untuk eksporasi
dengan mainan yang ebih besar. Tanyakan ke mereka, “bagaimana kita tau dimana
kita harus meletakkan plesternya hari ini jika kita ingin bermain dengan mainan
yang lebih besar?”. Biasanya ada beberapa masalah di kelas yang dapat dipahami
anak – anak dan menggunakan pengukuran untuk menyelesaikannya!
Mengukur
tinggi tanaman yang sedang bertumbuh di kelas selam berhari –hari bahkan
berbuan – bulan akan menjadi aktifitas yang bagus untuk belajar tentang pengukuran
dan juga untuk menunjukkan bahwa tanaman berubah dari waktu ke waktu. Aktifitas seperti ini menggabungkan
pengukuran, sains, angka-angka, dan meulis. Tidak apa – apa mengenalkan alat
ukur baku seperti pengaris, namun beberapa anak mungkin tidak akan menggunakannya
dengan benar sampai beberapa waktu kemudian. Penggunaan pengukuran yang lain
misalnya dapat mengukur panjangnya jalanan dari balok ramp yang digunakan oleh
dua mobil dengan kemiringan yang berbeda. “Akankan ramp yang mulainya lebih
tinggi – lebih curam – membuat mobilnya lebih cepat? Bagaimana cara kita
mencari tau?” disini anak – anak dapat menggunakan pengukuran dalam ekplorasi
yang kaya.
Membuat
pengukuran yang bermakna, mudah, dan dapat dijangkau
Banyak
aktifitas yang disebutkan disini dirancang oleh Anabelasetelah merefleksikan
pembelajarannya.dia mengidentifikasi aktifitas – aktifitas yang menyenangkan
dan sesuai dengan level pemahaman anak – anak. Mengetahui apa yang ia ingin
anak – anak peajari dari pelajaran pengukuran yang sesungguhnya menuntun
Anabela menyederhanakan setiap peajaran dan memperluas kesempatan belajar yang
melibatkan banyak palajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik.
Sangat
penting mengatakan tentang “hamper 7” atau “enam dan sebagian dari satu lagi
balok yang lain” pada baok yang anak – anak pakai, dibandingkan menggunakan
alat ukur tidak baku lain yang ukurannya muat dengan sisa pengukuran tadi.
Walaupun orang dewasa menggunakan istiah yang sepertinya mencampur
perhitungannya seperti mengtakan bahwa
seseorang tingginya kaki, 6 inchi. Kita
mengerti bahwa 6 inchi sama dengan ½ kaki dan 1 kaki sama dengan 12 inchi. Kita
mengerti hubungan matematika dengan gabungan satuan. Untuk anak usia dini,
pengukuran harus menggunakan satuan identik atau bagian yang sama dengan satuan
sehingga anak – anak mengerti konsep mendasar tentang berpindah menjelaskan
panjang benda menggunakan satuan campuran.
Anabela juga
menyemangati perkembangan dan eksplorasi lintas area, seperti bahasa, literasi,
pergerakan, dan sains. Anabela mengidentifikasi masalah utama yang dapat anak –
anak selesaikan dan pertanyaan – pertanyaan yang dijawab dengan pengukuran.
Anak – anak di kelasnya sangat senang tentang pengukuran!
Bergerak selangkah
lebih maju dari dasar
Beberapa anak mungkin
sudah siap mengekplor hubungan antara ukuran dari satuan dan jumlah satuan
dalam pengukurn panjang. Untuk anak – anak yang memiliki kemampuan dasar
pengukuran dengan baik, cobalah mengukur objek yang sama dengan ukuran satuan
yang berbeda – pertama mengukur meja dengan kubus inchi dan kemudian dengan
krayon. Anda akan membutuhkan lebih sedikit satuan yang lebih panjang (krayon)
daripada yang anda butuhkan dengan satuan yang lebih kecil (kubus inchi) untuk
mengukur objek yang sama. “Bagaimana bisa kita mendapatkan dua angka yang
berbeda untuk panjang benda yang sama?” Aktifitas ini membantu anak – anak
melihat bahwa ukuran dari satuan mempengaruhi panjang pengukuran mereka.
Dapatkan anak-anak prasekolah menggunakan penggaris dan pita pengukur?
Seringkali memiliki
alat pengukuran standar sangat membantu. Beberapa anak senang eksplor
menggunakan benda – benda tersebut, beberapa anak mulai mengerti bagaimana cara
pakainya. Bagaimanapun juga, eksplorasi menggunakan satuan adalah hal yang
dibutuhkan anak – anak untuk mengerti proses pengukuran secara utuh. Ada
beberapa alat ganti dalam menggunakan satuan baku seperti penggaris dan pita
pengukuran yang tidak dimengerti anak usia segini, seperti kenapa penggaris
dimualia dari angka 0? Padahal kita selalu memulai dari angka 1 kalau mau
menghitung. Dan apa artinya garis yang kecil – kecil di antara garis nomer. Dan
juga anak mungkin tidak tau apa yang harus diperbuatnya jika alat pengukurannya
lebih panjang daripada objek nya yang diukurnya.
Mendukung pembelajar yang menggunakan dua bahasa
Pembelajar dua bahasa harus
belajar bagaimana dan mengapa mengukur, dan mereka harus belajar kata – kata
untuk berbicara tentang pengukuran. Awali jalannya degan dimuai visual dan kata
dan istilah yang familiar. Ukur sesuatu yang masuk di akal untuk si anak secara
visual bahkan jika anaknya belum
mengerti penjelasan melalui verbal anda. Sebagai contoh, mulai dengan
menggunakan spidol untuk mengukur tinggi kotak marker untuk melihat apakah
spidol akan muat disana, kemudian lihat ke container yang akan muat jika ada
dua spidol yang muat sampai akhir. Dari titik mulai yang familiar ini,
menghitung box dan container dengan penggaris akan lebih masuk akal dan
membantu program DLLs kepada berbagai macam pengukuran.
0 comments