Pindah

3:06:00 PM

Bismillaahirrahmaanirrahim.

Iya, saya mau pindah. Secara fisik, saya sudah pindah. Pindah dari tempat kerja yang lama ke tempat kerja yang baru. Pindah dari rumah orangtua yang ramai ke rumah kos yang sepi. Pindah dari Jakarta ke "Kota Daeng" alias Makassar.

Kota ini adalah kota pertama di luar pulau Jawa yang saya singgahi. Suku, budaya, adat istiadat, bahasa, makanan, bahkan sampai nama - nama daerahnya pun terasa asing waktu pertama kali menjejakkan kaki disini. Karena pindah ke kota ini juga saya akhirnya merasakan sensasi naik pesawat terbang. Hahaha, ndeso memang. Biarlah. Ini kota perantauan saya yang pertama berdasarkan pertimbangan yang cukup berat. Tak ada juga sanak saudara yang tinggal disini. Hanya ada beberapa kenalan saat masih di pesantren dulu yang memang daerah asalanya dari kota ini. Perasaan saya bercampur aduk. Senang, sedih, takut, khawatir, cemas. Ujung - ujungnya sebulan pertama saya sering menangis sedih ingat rumah. Istilah kerennya homesick. Itu dulu waktu awal - awal. Kalau sekarang? masih. :D

Saya memang sudah cukup lama merasakan berpisah tempat tinggal dengan orangtua alias merantau. Tapi merantau kali ini sensasinya berbeda dengan dua pengalaman sebelumnya. Perantauan saya yang pertama di pesantren. Masuk kesana atas tawaran orangtua dan keinginan sendiri karena kedua kakak saya sudah ada disana juga. Selama 6 tahun. Perantauan yang kedua di kota berhati nyaman lebih kepada ngikut aja. Sedihnya, menengok ke masa itu, saya belum punya arahan diri. Gambaran tentang passion, keinginan kehidupan seperti apa yang akan dijalani kelak, tidak pernah terlintas. Jadilah saya saat itu manusia yang mengikuti arus. Arus dari keluarga inti dan keluarga besar. Selain daerahnya memiliki suku yang sama dengan saya, ada keluarga besar saya di sana. Rumah mbah saya sangat mudah dijangkau dengan waktu perjalanan hanya sekitar 2-3 jam. Saya pun dengan mudahnya betah tinggal disana.

Yah..apapun itu. Keputusan sudah diambil. Saya bersyukur. Toh, bukannya semua tidak akan terjadi tanpa kehendakNya? sekarang alhamdulillah sudah hampir 4 bulan disini. Saya sudah mulai bisa beradaptasi. Saya sudah coba banyak makanan khas daerah ini dan ternyata enak - enak! :D

Saya sudah mulai hafal jalan - jalannya (terimakasih untuk penemu waze dan google map :p). Saya sudah mulai hafal pasar - pasar atau toko yang memenuhi kebutuhan sehari - hari. Saya sudah mengerti beberapa bahasa daerah dan logat penduduk kota ini. Saya juga sudah mulai terbiasa dengan ritme kerja. Dan satu hal yang penting juga, saya mulai terbiasa tinggal di kos - kosan sepi ini. Untuk semua pembiasaan itu saya sangat berterimakasih kepada teman-teman baru saya yang sangat membantu. Mereka semua baik dan sangat menolong. Thanks guys. :')

Iya, bagi saya awalnya kos ini terlihat seperti rumah hantu. Besar, putih, memiliki lebih dari 10 kamar, gelap, dan kotor. Dari sekian besarnya rumah ini dan banyaknya kamar di dalamnya, penghuninya baru dua orang. Jadi tiga sama saya. Tapi dua  orang itu ada di lantai 2, sedangkan saya di lantai 1. Sendirian. Kalau mau keluar, kita perlu pegang 4 buah kunci. Kunci kamar, kunci pintu masuk utama, dan dua kunci gembok untuk 2 pagar. Fyuuh. Ribet? memang. Alhamdulillah sampai saat ini semua baik - baik saja.

Itu pindah fisik saya.

Pindah jiwanya bagaimana? saya baru akan memulainya. Sebelumnya, saya menjalani hari - hari saya dengan kekhawatiran dan ketakutan. Khawatir terjadi seuatu hal yang tidak menyenangkan di masa depan. Khawatir orang lain tidak suka dengan saya. Khawatir saya mengecewakan orang lain. Tidak memenuhi harapan mereka. Dan... khawatir gagal.

Namun nyatanya beberapa hal, baik yang menyenangkan ataupun yang membuat stress, terjadi selama saya disini dan sedikit membuka fikiran saya bahwa: Hey! tidak apa - apa. Yang buruk...yang baik...semua memang akan terjadi sesuai dengan gilirannya. Tak perlu takut, jalani saja. Semampumu. Semampuku? Iya, semampumu. Tidak perlu fikirkan apa pendapat orang lain yang tidak membangun dirimu. Tidak perlu takutkan apa yang terjadi di masa depan. Karena memang tidak ada satu orangpun yang tau apa yang akan terjadi. Ranah itu adalah ranahNya. Jangan keluar batas kemampuan seorang manusia! Lakukan saja! Usaha saja! dan berdo'a. Kalau baik, mudah - mudahan jadi amal kita. Kalau tidak baik, kemungkinan terburuknya kamu dikembalikan ke rumahmu. And that's not bad. Begitu kata fikiran saya.

Nothing to loose.

Jadi begitulah. Saya mau pindah. Mau berusaha merasa nyaman dengan diri saya sendiri. Mau berusaha melakukan hal - hal yang bermanfaat dan positif untuk mengisi hari - hari saya hidup di dunia. Mau berusaha menghasilkan yang terbaik dari dalam diri saya ini. Salah satu caranya dengan menulis kembali  di blog. Saya berharap menulis bisa jadi jembatan penghubung saya dengan harapan saya itu.

Dulu saya pernah punya blog, tapi karena waktu itu masih ababil, jadi hanya ikut - ikutan teman saja. Isi blognya kurang berguna juga..hehehe. Baru senang explore. Gonta ganti template. Blogwalking. Comment sana sini supaya temennya banyak. Yah, kira - kira seperti itulah. Ditambah saya lupa alamat email dan password masuk ke dashboardnya. Jadi saya memutuskan bikin blog baru saja.

Saya berharap dengan menulis lagi seperti ini, ada hal - hal positif yang bisa saya dapatkan dalam rangka pindah jiwa ini. Saya juga berharap blog saya kali ini bisa memberikan sekecil apapun manfaat. Jadi kalau ada orang yang tidak sengaja berkunjung ke blog saya ini, paling tidak mereka mendapatkan seuatu yang bisa dimanfaatkan.
Dalam fikiran saya, saya akan mengisinya tentang hal - hal baru yang saya temui dan pelajari. Pengalaman - pengalaman berarti dan memory yang memang layak untuk dikenang dan dibagikan kepada orang lain. 

Semoga terwujud. Aamiin.

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook