Individual Development

7:55:00 PM

Hari ini saya dan teman-teman kecil saya main di sentra balok. Saya pribadi mengaku belum menjadi fasilitator yang baik untuk teman-teman kecil saya di semua sentra. Maklum, selama masa kerja saya di sekolah yang lama, pengalaman saya hanya memimpin di sentra bahan alam, untuk tingkat usia Balita pula. Jadi kalau sekarang saya harus memegang semua sentra untuk kelompok teman-teman kecil saya karena human sourcenya yang kurang, sudah pasti saya masih harus banyak belajar.

Sekolah sudah berjalan kurang lebih 3 minggu. Semua orang sudah melalui semua sentra. Setiap kali saya memimpin sebuah sentra ada hal-hal essential yang menjadi catatan pribadi saya, harapannya catatan tersebut bisa membuat saya memimpin main sentra berikutnya dengan lebih baik. Jika hal-hal yang penting  tersebut tidak dilaksanakan, maka proses pembelajaran dengan sentra ini tidak akan maksimal atau bahkan kehilangan identitas tiap sentra itu sendiri. Karena tujuan pencapaian utama di setiap sentra itu berbeda maka hal-hal tersebut juga berbeda. Insya Allah saya akan mengulasnya satu persatu berdasarkan pengalaman saya. 

Salah satu ciri pendidikan anak usia dini dengan sistem sentra adalah bahwa tahap perkembangan anak diamati, dievaluasi, dan kurikulumnya disusun secara individual. Karena walaupun satu kelompok, tahap perkembangan mereka sangat mungkin berbeda. Di sekolah lama saya pernah berfikir: "apanya yang berbeda?, lha wong temanya sama, TFP nya sama, dan bahkan seringkali media mainnya juga sama." Tapi semakin hari saya semakin mengerti bahwa kurikulum individu itu digunakan saat membimbing anak di setiap aktivitas. Karena kita tau sampai mana tahapan anak tersebut, maka pijakan yang diberikan akan tepat. Tepat dalam artian berusaha menaikan tahapannya satu level ke tingkat yang lebih tinggi. Karena sebenarnya tugas guru sesimple itu: menaikkan tahap perkembangan anak ke satu level yang lebih tinggi. Nah, melakukannya itu yang perlu perjuangan. :D

Hal itu sangat saya rasakan saat main di sentra balok hari ini bersama teman-teman kecil saya. Biasanya saya memberikan kesempatan kepada teman-teman kecil saya untuk membangun bersama dengan temannya. Biasanya satu alas bisa dipakai membangun oleh dua orang bersama-sama karena memang jumlah alas yang ada tidak sama dengan jumlah anak di kelompok saya. Alhamdulillah hari ini jumlah alasnya cukup untuk setiap anak. Jadilah mereka membangun sendiri-sendiri di atas alas yang sudah dipilihnya.

Dan ternyata memang lebih efektif seperti ini, saya bisa dengan jelas membaca tahapan setiap anak. Baik kemampuan kognisi, afeksi, bahasa, sosial, dan psikomotor mereka. Sehingga pijakan yang saya berikan untuk mengeksplor kemampuan dan kreatifitas mereka bisa lebih tepat dari sebelumnya. Mereka benar-benar membangun sesuai dengan kemampuan mereka. Kalau main berdua, bangunan yang mereka bangun bisa sangat rumit dan lebih sulit diamati tahapan setiap anaknya. Saat main sendiri, jumlah balok yang mereka ambil sesuai dengan kemampuan mereka dan itu sangat berpengaruh pada saat beres-beres. Proses beres-beres yaitu: klasifikasi, menghitung, dan mengembaikan ke tempatnya terasa lebih lancar dan mudah baik untuk mereka dan untuk saya. :) Namun kadangkala main bersama juga penting, untuk melihat lebih jauh interaksi sosialnya dengan oranglain.

Alhamdulillah sampai sekarang setiap bermain sentra balok saya berusaha mendokumentasikannya. Mudah-mudahanan bisa terus begitu dan tahapan mereka semakin berkembang.

You Might Also Like

0 comments

Like us on Facebook